Hanifa suka kegiatan yang berpola. Saya melihat kecenderungan itu dalam permintaannya untuk mengulang sebuah kegiatan dalam urutan yang pernah dikenalnya. Ke koganei koen, dia pertama-tama minta ke kolam untuk melihat kame, kemudian main pasir, buranko, suberidai, terakhir, ke suberidai panjang, atau naik bukit menyelamatkan beruang sebelum pulang. Persis urutan yang kami ambil dalam beberapa kunjungan terakhir. Kalau saya memperkenalkan selipan baru, misalnya mampir ke toilet dekat bapak pemain saksofon, dia ingin itu juga dimasukkan dalam urutan kegiatan wajib di koganei koen. Tentu saja saya tidak mengamininya, dan harus menyediakan argumen yang bisa dia terima.
Sebelum tidur dia punya urutan kegiatan, ganti pampers, kencing, sikat gigi, baca buku, matiin lampu, pegang boneka, baca doa tidur. Kegiatan seperti ini sudah dikenalnya sebagai persiapan tidur, meski sesekali ada yang terlewat.
Anak-anak memang senang kegiatan yang berpola. Dia senang kalau tahu apa yang akan terjadi setelah melakukan sesuatu. Salah satu penyebab mengapa anak-anak suka dibacakan ulang sebuah buku sampai orangtuanya bosan adalah karena dia suka predictability. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah satu peristiwa dalam cerita itu, dia merasa in control. Barangkali juga karena dia suka merasakan bahwa pengetahuannya benar.
No comments:
Post a Comment