Saya tahu tandanya kalau Hanifa sedang menyimpan sebuah rahasia dari saya. Dia tiba-tiba akan menyunggingkan senyum yang diam-diam meledak menjadi tawa. Dia memandang saya dengan sorot mata yang mengundang rasa ingin tahu, melonjak-lonjak, sambil melirik ke sebuah arah, tempat dia menyimpan rahasianya. Rahasianya masih berupa suatu benda atau hasil perbuatan yang tidak saya sukai. Makanan yang dia buang tanpa saya lihat, coretan atau guntingan kertas yang pernah saya larang untuk dia lakukan tapi diam-diam dia coba untuk memenuhi rasa ingin tahu. Kalau kepergok sedang melakukannya dia akan tertawa menjerit. Kia tahu dia sedang melakukan sebuah perbuatan yang salah.
Kalau hal itu berupa sebuah perbuatan yang masih bisa saya toleransi, misalnya main air sabun yang sengaja saya sediakan beberapa hari ini, dia menjerit kaget kemudian mengusir saya pergi kalau saya tiba-tiba muncul di tengah keasyikannya. Dia tidak ingin diganggu, katanya. Tentu saya akan pergi lagi. Saya hanya ingin melihat situasi, apakah dia aman dan tidak kedinginan. Kesempatan ketika dia asyik bermain sendiri juga kesempatan emas buat saya.
No comments:
Post a Comment