Hanifa sangat gembira ketika teman-temannya sudah berkumpul kemarin. Dia begitu berbeda dibanding setahun yang lalu, ketika masih takut bertemu orang lain, tidak suka keramaian, dan hanya diam menyendiri di tengah orang banyak. Saya pernah memperhatikan bagaimana dia pura-pura tidur di sebuah acara pengajian yang ramai. Dia enggan membuka mata dan ikut menikmati keramaian itu. Saat itu saya juga masih baru ikut pengajian ibu-ibu Tokyo barat. Hanifa masih belum terbiasa. Sekarang, setiap hari dia bertanya tentang teman-teman yang dia ketahui namanya, mengkhayalkan apa yang sedang mereka lakukan dan membuat mereka bagian dari cerita yang dia karang dengan tokoh-tokoh bonekanya.

No comments: