Belajar Iqra'

Setiap pagi Hanifa punya kegiatan rutin belajar Iqra' bersama ayahnya. Akhir Maret lalu dia menyelesaikan Iqra' 2 dan hari ini dia tiba di halaman terakhir Iqra' 3. Sejak Rasyad lahir, saya nyaris tidak terlibat sama sekali dalam membimbing Hanifa belajar ngaji. Ayahnya yang melakukan itu dengan kontinuitas yang lebih terjaga.

Awalnya hadiah-hadiah kecil dari ayahnya itu sebagai pendorong dia untuk mau membaca satu halaman Iqra'. Hadiah yang jadi pemancing buat dia itu diberikan sebelum atau sesudah dia belajar mengaji. Hampir dua bulan berjalan begitu, lama kelamaan greget hadiah itu makin berkurang. Dia pernah tetap menolak belajar meskipun dijanjikan atau sudah diberi hadiah. Suatu hari akhirnya dia bilang pada ayahnya, "Hanifa nggak usah dikasih hadiah lagi." Sejak itu dia mau belajar ngaji meski tidak ada hadiah.

Ketika masuk ke Iqra' 3, Mas Budi menggunakan cara bercerita untuk mengenalkan pembacaan huruf hijaiyah berbaris bawah dan sukun. Nama tokoh-tokoh dalam cerita itu diambil dari bunyi huruf, jadi ada si Bi, Ri, dan Ki, yang janjian ketemu di sungai bersama si Bu, Ru, dan Ku, misalnya. Cerita ini membuat Hanifa mudah mengenali cara baca yang baru dikenalkan di Iqra' 3. Suatu siang ketika kami berjalan di pinggir Nogawa, Hanifa nyeletuk, "Di sini tempat mainnya si Bi dan si Ri," katanya. Dalam pembacaannya Hanifa ssering keliru membedakan huruf ba dengan ja, dan huruf na dengan dza.

Belajar mengaji biasanya merupakan salah satu pengalaman masa kecil yang melekat kuat dalam ingatan. Saya masih ingat bagaimana saya dulu dibimbing belajar ngaji oleh ibu saya, mengulang-ulang pelajaran sampai bosan di meja makan dan dimarahi ayah karena malas-malasan. Saya masih ingat pawai khatam Al-Quran yang saya ikuti sepanjang jalan utama di depan masjid. Hanifa nanti akan punya memori tentang belajar mengaji di pangkuan ayahnya setiap pagi, sehabis mandi sebelum ayahnya berangkat ke lab.

1 comment:

Anonymous said...

hanifa... ayo, belajar iqra yang semangat ya! *inget pengalaman belajar ngaji dulu sampe nangis2*
pasti bisa deh... hanifa kan anak pintar. :D
-puty-