Saya sering terpana melihat keseriusan Hanifa dalam permainannya. Tadi malam dia begitu sibuk mengatur kami untuk terlibat dalam piknik yang diadakannya di ruang tengah. Dia bolak-balik membetulkan alas duduk khayali yang tidak kelihatan oleh kami. Dia mengosongkan terlebih dahulu sebuah ruang untuk meletakkan tikar itu. Cangkir-cangkir es krim berisi bola warna-warni yang kami pegang harus dipinggirkan. Setelah tikar terpasang kami baru boleh duduk di posisi yang dia tetapkan sambil memegang cangkir es krim itu. Setelah itu dia kembali berlari ke ujung tikar di belakang kami yang rupanya telah terangkat angin khayali dan harus dibetulkan lagi.
No comments:
Post a Comment