Hanifa sering bertanya, "Ibu sudah kecil?" Saya menjawab sesuka hati: sudah, atau pernah, atau belum. Tentu saja pada mulanya saya tidak menganggap serius pertanyaan itu, tidak mengerti asal usulnya. Saya kira pertanyaan itu hanya lintasan pikirannya yang sedang mengenal kata-kata baru dan mencoba menggabung-gabungkannya. Tapi dia berulang kali menanyakan pertanyaan yang sama setiap hari.

Suatu kali saya jadi mengerti alasan bagi pertanyaannya itu. Saat itu dia meminta saya untuk berdiri di belakang pemanas ruang yang terletak di pojok ruangan, pura-pura jadi kasir. Ruang di pojok itu sempit sekali, hanya cukup untuk ukuran tubuh Hanifa. Meja kasir itu pun rendah, setinggi dadanya. Yang cocok berdiri di belakang meja kasir itu memang hanya dia. Saya menolak ajakannya dengan mengatakan, "Ibu sudah besar, nggak bisa masuk ke situ." tidak berapa lama kemudian dia datang bersandar kepada saya sambil bertanya, "Ibu sudah kecil?" Rupanya dia berharap saya cukup kecil untuk bisa ikut dalam permainannya dengan cara yang dinginkannya.

No comments: