Saat ini sudah emakin sulit untuk mendapat kata sepakat dari Hanifa untuk sebuah permintaan kerja sama. Dia seperti tidak butuh lagi pujian dan penghargaan setelah melakukan sesuatu yang baik. Setiap kali dimintai tolong untuk mengerjakan sesuatu yang biasanya dengan segera bersedia dia lakukan, kini dia hanya menawarkan jawaban tidak. Apa pun iming-iming yang ditawarkan untuk mengubah pendiriannya sepertinya tidak mempan. Dia tetap tidak mau membuang sampah di tempatnya, merapikan kembali mainan dan buku-bukunya, membantu mengambilkan botol minum, atau mengembalikan suatu barang ke tempatnya.

Rupanya sekarang dia mulai sadar tentang kuasa dia untuk berkata tidak, untuk menolak dan melakukan hanya apa yang disukainya. Sudah lewat masanya ketika dia merasa butuh pujian dan pengakuan atas kemampuannya melakukan sesuatu. Kebebasan tampaknya mulai lebih menarik daripada pujian dan penghargaan.

No comments: