Walaupun jarinya sebenarnya tidak sakit Hanifa minta dipasangkan plester di sana. Barangkali hanya sebuah goresan kecil dengan tangkai buah anggur yang sedang dimakannya. Setiap hari beragam tempat di tubuhnya jadi tempat menempel plester, ada luka atau tidak.


Bukan karena ada luka tentu saja. Anak-anak suka minta dipasangi plester barangkali untuk mendapatkan kepastian bahwa perlindungan selalu tersedia untuk dia. Beberapa hari lalu saya bertemu Fariz, anak kedua Mbak Titis, yang sedang berplester di mulutnya. Ibunya bilang, Fariz sering juga minta plester, tapi hari ini yang sakit adalah mulutnya, jadi di situlah plester itu terpajang dalam perjalanan berbelanja bersama ibunya pagi itu.

No comments: