Hanifa sedang berada pada tahap usia pembentukan disiplin. Bukan baru kali ini dia ditegur dan dimarahi kalau membuat kesalahan. Membuang-buang makanan, melempar barang, tidak mau menyimpan kembali mainan menjelang tidur, berteriak keras-keras, melompat-lompat di lantai tatami, mencoret dinding dan buku bacaan, menyobek plastik alas meja, memasukkan tangan ke mulut. Itulah deretan perilaku yang sering membuat orangtuanya marah. Tapi tampaknya baru sekarang dia menyadari ketidaksukaan kami pada perbuatan itu. Sekarang, jika diperingatkan dia akan memperhatikan wajah berkerut atau ekspresi marah pada wajah kemudian mau berbuat seperti yang diinginkan darinya. Dulu dia tidak peduli. hanya tertawa dan tetap mengulangi perbuatan yang sama, enggan untuk ikut bertanggung jawab. Siang tadi dia membuang makanan yang sedang dikunyahnya. Saya menyuruh dia membersihkannya sendiri. Dia lantas mengambil tisu dan mengumpulkan makanan yang berserakan itu.

Dia juga mulai menyadari arti janji. Saya bilang, Hanifa baru boleh naik babycar setelah memasukkan semua koin yang sudah dikeluarkan dari celengan miki. Cepat-cepat dia menyelesaikan pekerjaan itu. Begitu beres dia berteriak, "Sekarang ifa boleh naik sepeda!" --istilahnya untuk babycar itu. Dia mulai mengenal reward dan punishment. Sebuah tahap baru dalam pembentukan disiplinnya.

Saya kadang berpikir kegembiraan yang diperlihatkan Hanifa ketika akan mendatangi sebuah tempat yang ramai oleh anak-anak lain hanya sesuatu yang semu. Ketika dia betul-betul berada di sana, dia tidak gembira. Tidak mau ikut bermain dengan mereka, tetap memperlihatkan ketidaksukaannya pada keramaian. Dia sering menghindar berada di dekat-dekat anak yang tidak dikenalnya, lebih senang menjadi pemerhati dan komentator dari jauh. Dia butuh waktu yang lama sebelum akhirnya mau bergabung. Itu pun sangat terbatas. Dia hanya memilih satu atau dua orang untuk jadi kawan berinteraksi dengan dekat. Di pengajian kemarin, hanya ketika akan pulang dia baru mau bermain. Itu pun hanya dengan satu orang teman, Husyam.

No comments: