Saya berencana membawa Hanifa bermain di Hoikuen hari ini. Sejak liburan musim semi saya tidak membawanya ke sana karena halaman bermain itu sedang diperbaiki. Ada pengumuman yang digantung di depan pagar bahwa anak luar tidak bisa bermain di sana. Halaman sekolah itu rupanya sedang ditanami rumput. Baru sebagiannya yang tertutup rumput. Bagian yang baru ditanami itu dibatasi dengan tali. Anak-anak hoikuen bermain di setengah halaman sisanya, yang masih belum ditanami rumput. Barangkali setelah rumput itu tumbuh, anak-anak baru boleh bermain di atasnya. Mungkin baru sekitar musim panas nanti Hanifa bisa main lagi di situ. Saya hanya bilang pada Hanifa bahwa hoikuennya sedang tutup.

Kami kemudian jalan ke nogawa dan duduk di bangku untuk makan biskuit oreo, bertegur sapa dengan seorang ibu yang menggiring anjing hitam besar. Tampaknya dia bukan orang Jepang, tapi sudah lama tinggal di sini. Dia bisa berbahasa melayu sedikit karena pernah tinggal di Malaysia bersama suaminya yang kerja di sana. Anjing hitam itu bernama Hana-chan, baru melahirkan delapan bayi dan sedang menyusui. Putingnya bergantungan di bawah perutnya.

Setelah itu saya bawa Hanifa ke Nagasakiya, membeli puzzle baru lagi. Kali ini puzzle Micky enam puluh keping. Ketika saya tanya apakah dia mau main bola di ruang ujung lantai tiga itu, dia menjawab dengan kalimat yang saya gunakan tadi, "Mungkin tempat mainnya sedang tutup." Saya merasakan ada keengganan Hanifa untuk bermain di tempat ramai bersama anak-anak yang tidak dikenalnya. Keengganan itu seperti mengalir dari tangan saya ke dia waktu saya berjalan bergandengan dengan dia melewati hoikuen tadi.

No comments: