Fans baru

Hanifa sekarang punya fans berat. Seorang penggemar yang suka memperhatikannya dengan binar mata takjub, terheran-heran kagum, dengan senyum yang selalu siap melebar jadi tawa. Dan Hanifa menjadi sangat senang. Setiap kali Rasyad tertawa melihat tingkahnya, Hanifa jadi makin bersemangat menunjukkan bermacam atraksi, melompat, berjungkir balik, menari untuk memancing lagi gelak tawa adiknya. Kalau Rasyad sudah saya letakkan di kursi tingginya, maka lantai dapur akan menjadi panggung Hanifa bernyanyi dan menari, sementara Rasyad duduk menontonnya kegirangan, seperti sedang menyaksikan pertunjukan paling hebat di dunia--barangkali memang demikian bagi dunia seorang bayi tiga bulan.

Perkembangan ini sangat membantu melunakkan kecemburuan Hanifa pada adiknya. Dia mulai menganggap Rasyad sebagai teman bermain, meskipun untuk berbagi mainan dia masih penuh perhitungan. Oke, mainan berwarna merah untuk Hanifa, yang biru untuk Rasyad. Tapi begitu Rasyad mulai pegang mainan yang biru, Hanifa jadi pengin mainan biru juga. O-oh. Yah, adik kecil yang masih belum bisa protes itu terpaksa dibuat mengalah dulu untuk kakaknya.

No comments: