Tiga hari yang lalu saya membelikan puzzle baru untuk Hanifa. Puzzle hiragana dengan ilustrasi Miffy. Puzzle itu untuk anak lima tahun, begitu tertulis di petunjuknya. Tapi dalam dua hari hanifa sudah bisa mengerjakan puzzle 46 keping itu sendiri dari awal sampai akhir dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Terlalu cepat untuk usianya?

Hanifa mulai kecanduan main puzzle. Bayangkan, belum lima menit bangun tidur dia sudah minta main puzzle. Sepanjang hari bisa empat lima kali dia bongkar pasang ketiga puzzlenya. Sebelum tidur pun masih ingin main puzzle. Saya ingin tahu apa efek permainan ini pada kemampuan otaknya. Apakah dia berbakat jadi detektif yang kerjanya merangkai satu keping bukti menjadi rangkaian peristiwa yang mengungkap sebuah misteri. Atau jadi seniman kanvas lebar yang menggarap pekerjaan dari sepetak kecil hingga akhirnya meliputi seluruh permukaan yang luas. Atau peneliti yang mengumpulkan data-data hingga mendukung sebuah teori. Atau penulis yang menjalin keping-keping pikirannya dalam bahasa yang indah.

Saya juga mengamati perkembangan kemampuan berbahasanya. Dia mulai bisa menggunakan kata berawalan "ber-", seperti bergerak dan berbekas. Mengulang sebuah kata benda dua kali bukan untuk menyatakan banyak tapi untuk menekankan sesuatu, misalnya dia bilang, "saru itu makan wortel dengan kulit-kulitnya."

No comments: