Mas Seno menginap di sini. Sehari sebelumnya, Hanifa sudah dikasih tahu ttg ini. Hanifa melihat fotonya dan mengingat namanya. Ibu dan ayah bercerita ttg kapan kita pernah bertemu dgn Om Seno. Hanifa siap untuk menerima tamu. Kasur yang digelar di ruang tengah itu untuk Om Seno, kata Hanifa. Masakan yang ibu buat sore itu juga.
Waktu Om Seno datang malam itu, mula-mula Hanifa hanya diam dan melihat-lihat saja. Tapi tidak takut. Tidak seperti dulu, waktu Hanifa menangis setiap ada di dekat orang yang tidak dikenal. Setelah setengah jam Hanifa mulai mau mendekat, memamerkan mainan, memberikan barang. Hanifa juga mulai mau bicara, kemudian bermain bersama Om Seno. Hhanifa minta dibacakan buku, nyanyi, berbagi makanan dengan Om Seno. Senang sekali Hanifa bermain sampai tidak mau tidur padahal sudah hampir jam dua belas. Ibu sudah tidur duluan. Hanifa berhenti bermain bukan karena mengantuk, tapi karena Om Seno pura-pura tertidur. Alhamdulillah Hanifa sudah tidak takut-takut lagi dengan orang baru sekarang.
Tadi pagi di koen Hanifa belajar naik sepeda sendiri untuk pertama kali. Tapi waktu sedang diam di jalur bersepeda Hanifa ditabrak dari belakang oleh anak lain. Hhanifa terjatuh dan menangis, tapi tetap ingin naik sepeda sampai di ujung. Hanya satu putaran, setelah itu kita makan onigiri di warung dekat tempat bermain itu. Hanifa tidak takut ibu tinggal sendiri di kursi makan waktu ibu pergi membuang sampah, juga waktu ibu pergi ke toilet.
No comments:
Post a Comment