Entah sudah berapa lama dia tidak lagi menyebut makan kaman, atau lipat litap. Kita lupa mencatat, sementara anak terus bertumbuh dan mendapat kemampuan baru. Hari ini dia bisa menemukan bagian yang lunak di kulit jeruk untuk mulai mengupasnya sendiri.

Kami bermain peran, menjadi simba dan mufasa. melihat matahari menggambar bayangan kami di karpet dengan warna hitam.

Ini masa-masa butuh pengakuan dan pujian untuk apa pun yang dilakukannya. tidak seperti orang dewasa yang malu-malu mengakui keberhasilannya, yang malu berteriak girang setelah berhasil melakukan sesuatu, anak-anak justru berteriak girang begitu meraih sebuah prestasi, tak ada rasa sungkan untuk memperlihatkan kegembiraan dan menuntut pujian yang dia yakin pantas diterimanya.

No comments: